Kenikmatan yang Paling Baik

Dari Abu Darda’ rodhiyallahu ‘anhu bahwasanya ia berkata, “Hai penduduk Himsh, kenapa aku lihat ulama-ulama kalian pergi, dan aku lihat orang-orang jahil kalian tidak belajar. Aku lihat kalian sibuk dengan apa yang telah dijamin untuk kalian dan menyia-nyiakan apa yang diamanahkan kepada kalian. Belajarlah sebelum ilmu diangkat, sesungguhnya lenyapnya ilmu adalah dengan kepergian para ulama. Kalau bukan karena tiga perkara niscaya baik keadaan manusia, yaitu; orang pelit yang dita’ati, hawa nafsu yang diikuti, dan kekaguman seseorang pada diri sendiri. barangsiapa yang dianugerahi hati yang bersyukur, lisan yang berzikir, dan istri yang beriman, maka itu adalah sebaik-baik kenikmatan yang diberikan kepadanya, dan dia tidak akan ketinggalkan kebaikan sedikitpun. Barangsiapa yang banyak berdo’a diwaktu lapang dikabulkan do’anya diwaktu sempit, barangsiapa yang sering mengetuk pintu, niscaya dibukakan untuknya”.
(Tarikh Dimasyq : 47/172)

From http://abuzubair.net/

Akhlak Ahli Ilmu

Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah, “Apabila engkau mendapatkan seorang ahli ilmu yang mencari dalil, berhukum kepadanya dan mengikuti kebenaran kapanpun di manapun dari dari siapapun datangnya. Hilanglah kebencian dan tumbuhlah kasih sayang, orang seperti ini jika menyelisihimu sesungguhnya ia menyelisihimu dan memaklumimu. Sedangkan seorang yang jahil lagi zalim menyelisihimu dengan tanpa hujjah, ia mengkafirkanmu atau membid’ahkanmu dengan tanpa hujjah, kesalahanmu baginya adalah karena engkau tidak suka jalannya yang buruk dan perilakunya yang tercela. Maka janganlah engkau terpedaya dengan banyaknya orang seperti ini, sesungguhnya ribuan orang seperti mereka tidak akan sebanding dengan seorang saja dari ahli ilmu, sedangkan seorang ahli ilmu mengalahkan sepenuh bumi orang seperti mereka”.

(Ibnul Qoyyim Al Jauziyah, kitab I’laamul Muwaqqo’iin : 3/396)

http://abuzubair.net/

Nasehat Berharga, Jangan Tergesa-gesa

Suatu kisah yang sangat bagus dikisahkan oleh Al Hasan Al Bashri. Sungguh sangat menyentuh. Banyak pelajaran berharga dapat kita gali dari kisah berikut ini. Semoga bermanfaat.

Al Hasan Al Bashri berkata, "Ada seorang pria meninggal dunia lalu meninggalkan seorang anak dan seorang budak. Dia pun berwasiat menyerahkan budak tersebut pada anaknya. Bekas budak tadi memang sangat giat merawat anak dari tuannya. Akhirnya anak tersebut menyukai budak tadi dan dia pun menikahinya.
(Suatu saat), anaknya berkata pada budaknya, "Siapkan aku untuk mencari ilmu". Budaknya lalu menyiapkannya. Dia lalu mendatangi seorang yang alim dan bertanya padanya.

Orang alim itu lalu berkata padanya, "Jika engkau akan berangkat maka beritahulah aku, engkau akan kuajari.” Anak itu berkata, "Saya akan berangkat, ajarilah aku".
Alim itu menasehatkan padanya,

اتق الله، واصبر ولا تستعجل
"Bertakwalah kepada Allah, sabarlah dan jangan engkau terburu - buru".


Al Hasan Al Bashri berkata,

في هذا الخير كله
"Dalam nasehat alim di atas ada seluruh kebaikan".

Anak itu hampir tidak pernah melupakan tiga nasehat dari alim tersebut.

Ketika dia pulang menemui keluarganya lalu memasuki rumah, ternyata ada seorang pria yang tidur bersitirahat di samping seorang wanita. Wanita itu pun ikut tidur! Anak itu berkata, "Saya tidak sabar menunggu untuk membunuhnya". Dia lalu kembali ke kendaraannya mengambil pedang. Ketika akan mengambil pedang, dia teringat nasehat alim tadi, "Bertakwalah kepada Allah , sabarlah, dan jangan engkau terburu - buru". Dia lalu kembali ke rumah itu. Ketika dia berada di dekat kepala orang itu, dia tidak sabar, lalu dia kembali lagi ke kendaraannya. Ketika akan mengambil pedangnya, dia pun mengingat nasehat alim tadi. Dia lalu kembali pada orang itu. Ketika dia berada di kepalanya, orang itu lantas bangun. Ketika orang itu melihatnya dia langsung dirangkulnya dan diciumnya. Lelaki itu lalu bertanya padanya, "Apa yang kau lakukan ketika meninggalkanku?” Anak itu menjawab, “Kudapatkan kebaikan yang sangat banyak setelah meninggalkanmu. Setelah meninggalkanmu, aku berjalan di antara pedang dan kepalamu sebanyak tiga kali, namun ilmu telah menghalangiku dari membunuhmu". (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod Bab 266. Hasan secara sanad)


Catatan: Dijelaskan dalam Syarh Shohih Adabil Mufrod (Husein Al ‘Uwaisyah, 2/230) bahwa bekas budak tadi dengan pria di sampingnya adalah masih mahrom.

Pelajaran Berharga

Pertama:
Dalam hadits ini terdapat ajakan kepada kita semua untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, bersikap sabar dan tidak tergesa-gesa.
Kedua:
Dengan bekal ilmu, seseorang bisa menahan dirinya dari tindakan maksiat dan kecerobohan karena tidak mau sabar.
Ketiga:
Sangat penting jika kita selalu berdiskusi dengan ulama atau orang berilmu dalam menghadapi suatu masalah dan kita selalu memegang teguh nasehat mereka dalam menghadapi setiap persoalan.
Keempat:
Seharusnya ilmu yang diperoleh bukan hanya sekedar wacana dan kebanggaan, namun hendaklah ilmu dicari untuk diamalkan.

Marilah kita selalu membekali diri dengan tiga sifat ini yaitu takwa kepada Allah Ta’ala, sabar dan tidak tegesa-gesa. Apalagi sifat yang terakhir, mungkin kita –juga termasuk penulis- sering lalai dari memperhatikan sifat yang satu ini. Padahal sifat tidak tergesa-gesa inilah yang dicintai oleh Allah.
Dari Ibnu ‘Abbas, beliau berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada Asyaj ‘Abdul Qois,
إن فيك لخصلتين يحبهما الله : الحلم والأناة
"Sesungguhnya dalam dirimu terdapat dua sifat yang dicintai oleh Allah, yaitu sabar dan tidak tergesa-gesa."(Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 586. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Waspadalah pula dari sifat yang jelek ini yaitu tergesa-gesa karena sifat ini sebenarnya berasal dari was-was setan. Dari Anas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

التَّأَنيِّ مِنَ اللهِ وَ العُجْلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ
“Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat ingin tergesa-gesa itu berasal dari setan.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam musnadnya dan Baihaqi dalam Sunanul Qubro. Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shoghir mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Ya Allah tambahkanlah kami ilmu yang bermanfaat dan bekalilah kami dengan akhlak yang mulia.
Walhamdulillahi robbil ‘alamin wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam.


*****
Diselesaikan pada malam hari, 1 Rabiul Awwal 1430 H

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel http://rumaysho.com

Syukron